Tugas Softskill 3 : Pendirisan Perusahaan PT. Victor wearing Karya
MAKALAH
PENGANTAR
BISNIS INFORMATIKA
PT.
VICTOR WEARING KARYA
Disusun
Oleh :
Ira
Jayanti
Muhammad
Fauzi S
Riza
Fathoni M
|
55414417
57414248
59414569
|
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Kebutuhan sandang merupakan salah
satu kebutuhan premier bagi setiap orang. Dari tahun ketahun peningkatan akan
kebutuhan pakaian terus mengalami peningkatan. Trennya pun berubah setiap tahun
mengikuti keadaan dan zaman. Tetapi penyediaan produk yang berkualitas hanya
sedikit yang kita jumpai di Pasaran karena kualitas dari sepatu yang dijual di
Pasaran rata-rata adalah kualitas biasa bahkan palsu atau kw.
Mengingat adanya peluang tersebut
kami berusaha untuk menyediakan pakaian berupa kaos, celana, dan jaket untuk
pria dan wanita dengan kualitas tinggi namun dengan harga terjangkau. Tidak
hanya itu PT. Victor Wearing Karya
juga menyediakan berbagai produk untuk berbagai kalangan dari
anak-anak hingga orang dewasa.
Meskipun tidak menutup kemungkinan adanya
suatu persaingan yang ketat dalam menjalankan usaha tersebut. Namun dengan
bekal yang maksimal dan banyaknya pengalaman dapat meminimalisir adanya
persaingan yang tidak sehat. Persaingan-persaingan yang ada hendaknya dijadikan
sebuah pendorong yang positif yang memacu semangat untuk terus berkreasi dan
berinovasi agar usaha yang dijalankan tetap berjalan dengan lancar.
Selain itu dengan didirikan usaha
ini diharapakan dapat membantu masyarakat Karena dapat membuka peluang kerja
untuk masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran dan
dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia karena adanya lapangan pekerjaan
yang mampu membantu perekonomian masyarakat sekitar.Usaha ini merupakan sebuah
pengembangan sebuah pengembangan dalam dunia fashion yang tidak hanya mampu
mengubah sebuah trend di seluruh kalangan namun usaha ini merupakan sebuah
aspek bagi seluruh kalangan untuk mendaptkan lapangan pekerjaan guna mengurangi
pengangguran.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
kami bermaksud untuk mendirikan sebuah perusahaan apparel PT. Victor Wearing Karya yang
menyediakan berbagai kebutuhan pakaian remaja pria dan wanita.
1.3.
Tujuan
PT.
Victor Wearing Karya adalah perusahaan fashion
yang mempunyai beberapa tujuan-tujuan sebagai berikut :
1.
Berperan aktif dalam bidang bisnis dan kewirausahaan.
2.
Menyediakan kebutuhan fashion kusus sepatu bagi masyarakat, supaya lebih mudah
3.Mengurangi
tingkat pengangguran.
4.
Menjalin persahabatan antara pelanggan.
5.
Mendapatkan keuntungan atau laba , dan 6. Mencapai Target penjualan.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Profil Perusahaan
Nama perusahaan : PT. Victor Wearing Karya
Berdiri : 10
September 2017
Jenis
perusahaan : Manufacturing
Jenis
Produk : Pakaian jadi
Alamat
Perusahaan : Jl. Dr. Soetomo Dirojo Kav 14 RT 09 / RW 14 Kota Bandung - Jawa Barat 16739
Alamat
Workshop : Jl. Haji Bendot No. 14-16 RT 10 / RW 02 Kabupaten Bandung Barat - Jawa Barat 16890
Pendiri : Ari
Fathoni Saputra
Direktur : Ari Fathoni
Saputra
Telepon : (022)576090
Website : www.victorwearingkarya.com
E-mail : contact@victorwearingkarya.com
Tagline : Don’t Think Twice
Strategi perusahaan : Strategi
PT Victor Wearing Karta pada periode awal (6 bulan
awal) yaitu produksi dan branding melalui internet dan media social.
Branding tersebut berupa
campaign dan advertise melalui internet dan endorsement. PT
Victor Wearing tidak mempunyai toko fisik melainkan store online dan memanfaatkan
jasa ekspidisi untuk pengiriman barang
2.2. Sejarah
Perusahaan
Victor
Wearing adalah usaha yang bergerak dibidang fashion,
memulai usahanya dengan membuka online shop hingga sekarang workshop dan kantor sendiri. Pakaian yang dijual
merupakan produksi sendiri tanpa mengambil dari supplier manapun. Karena kami
menganggap inovasi dan produk kami sangat layak untuk diterima dipasaran.
Victor wearing menyasar produk pakaian remaja yang fashionable dan kekinian.
Ari fathoni saputra selaku founder dan direktur
memulai bisnisnya saat masih duduk di bangku kuliah, saat itu ia senang sekali mengoleksi
pakaian-pakaian kekinian. Dari situlah ia berniat untuk membuka onlineshop
kecil-kecilan berupa jasa titip beli pakaian. Ari meyakini tidak ada usaha yang
mustahil dikerjakan apabila kita dapat menjalaninya dengan profesional dan
tekun walaupun akan selalu ada masalah yang akan datang di dalamnya dan tidak
mudah untuk mencapai kesuksesan, karena sukses tidak datang secara instan perlu
usaha dan waktu yang relatif tidak sebentar.
Selang beberapa waktu usahanya kian merangkak naik,
dan akhirnya iapun nekat untuk membentuk sebuah team demi menjalankan
bisnisnya. Tidak mengecewakan, ternyata tim yang dibentuk belajar marketing
dengan baik. Jasa titip yang ia kerjakan pun mulai Nampak hasilnya. Akhirnya ia
dan teamnya memutuskan untuk memproduksi sendiri pakaian yang akan dia jual,
tak disangka respon pasar sangat baik. Setelah mengetahui respon pasar yang
sangat baik, ia tidak berdiam diri. Ari dan teamnya mendirikan sebuah
perusahaan Victor Wearing Karya.
2.3.
Visi dan Misi
VISI
“Mengembangkan produk local untuk eksistensi pemuda
pemudi bangsa dan meningkatan
kemandirian bangsa.”
MISI
Rumusan misi PT. Victor Wearing Karya
terdiri dari tiga butir sebagai berikut :
1. Fokus
bisnis tertuju pada kegiatan produksi barang yang sesuai dengan spesifikasi dan
permintaan konsumen.
2. Memaksimalkan
value (nilai) perusahaan serta mengupayakan growth (pertumbuhan) yang
berkesinambungan.
3. Berperan
sebagai prime mover (penggerak utama) bangkitnya industri dalam negeri.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
3.1. Struktur Organigram
3.2. Analisis Jabatan
1. Direktur
Direktur (dalam jumlah jamak disebut
Dewan Direktur) adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Perseroan terbatas
(PT). Direktur dapat seseorang yang memiliki perusahaan tersebut atau orang
profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan memimpin
perseroan terbatas.
Spesifikasi
Tugas :
a. Memberikan
kemampuan professional secara optimal bagi kepentingan perusahaan.
b. Mengarahkan
karyawan untuk meningkatkan seluruh sumber daya yang ada secara optimal bagi
kepentingan perusahaan.
c. memberikan
dukungan secara finansial kepada perusahaan.
d. mengadakan
pengawasan terhadap seluruh kinerja karyawane. memberikan fasilitas dan
kebutuhan seluruh karyawan.
2. Manajer
Utama
Manajer adalah seseorang yang
bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka
guna mencapai sasaran organisasi.
Spesifikasi
Tugas :
a. Menjalankan
semua aktivitas kegiatan perusahaan
b. Mengawasi
semua lini pekerjaan manager dari semua divisi
c. Memberikan
arahan kepada divisi manager
d. melakukan
evaluasi dan inovasi dalam berbgai hal
3. Manajer
Produksi
Manajer produksi adalah seorang yang
terlibat perencanaan, koordinasi dan kontrol dari proses manufaktur dan
bertanggung jawab memastikan barang dan jasa diproduksi secara efisien, jumlah
produksi yang benar & akurat, diproduksi sesuai dengan anggaran biaya yang
tepat dan berkualitas sesuai standar perusahaan.
Spesifikasi
Tugas :
a. Melakukan
pengembangan Produk Ladies dan Mens Apparel.
b. Melakukan
kegiatan produksi pembuatan Apparel.
c. Melakukan
Quality Assurance Produk
4. Manajer
Keuangan
Manajer Keuangan merupakan seseorang
yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting dalam
suatu bidang investasi dan pembelanjaan perusahaan. Manajer keuangan juga
bertanggung jawab dalam bidang keuangan pada suatu perusahaan.
Spesifikasi
Tugas :
a. Mengatur
pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan.
b. Mengatur
pengajian karyawan.
c. Mengatur
investasi perusahaan.
d. Mengatur
Biaya produksi produk.
5. Manajer
Personalia
Manajer Personalia merupakan suatu
seseorang yang melakukan perencanaan, pembagian kompensasi,
pengintreprestasian, pengembangan, serta pemeliharaan tenaga kerja dengan
maksud untuk bisa membantu tercapainya suatu tujuan perusahaan, individu dan
juga masyarakat.
Spesifikasi
Tugas :
a. mengatur
perekrutan dan pengembangan terhadap karyawan.
b. Melakukan
pemeliharaan terhadap seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
c. melakukan
pendistribusian barang
BAB IV
ASPEK PRODUKSI
4.1.
Deskripsi Produk
PT Victor Wearing Karya adalah
sebuah perusahaan garment yang mengolah kain untuk diproduksi menjadi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian.
Berikut ini adalah beberapa jenis pakaian yang diproduksi PT Victor Wearing
Karya :
1. Pakaian
Atas
a. Kemeja
Kemeja adalah sebuah baju yang biasanya di kenakan oleh
kaum pria. Pada umumnya kemeja menutupi bagian lengan, dada, bahu, berkerah dam
menutupi tubuh sampai bagian perut. Kemeja biasanya dibuat menurut selera orang
yang mengenakannya, kadang kemeja bisa dibuat berlengan panjang maupun
berlengan pendek. Biasanya kemeja terbuat dari bahan katun, linen dan yang
lainnya. Kerah dalam kemeja biasanya di beri kancing depan.
b. Blus
Blus adalah pakaian tubuh bagian atas bermodel longgar
yang sebelumnya dikenakan oleh pekerja, petani, seniman, perempuan dan
anak-anak. Blus biasanya dikenakan dengan cara dikumpulkan di bagian pinggang
(dengan ikat pinggang atau sabuk) sehingga menggantung longgar (disebut blouses
dalam Bahasa Inggris) di atas tubuh pemakainya. Sekarang ini, istilah ini
lazimnya merujuk pada kemeja wanita tetapi juga dapat merujuk pada kemeja pria
jika gayanya longgar dan berkesan feminim
c. Kardigan
Kardigan yaitu semacam jaket yang terbuka di bagian depan
dan dapat diberi variasi dengan kancing atau ritsleting. Cardigan ini dapat
dibuat menggunakan mesin atau manual dari bahan wol atau katun. Cardigan
memiliki berbagai jenis model, ada yang berlengan pendek atau panjang, ada yang
berbahan wool atau katun.
d. T-shirt
Kaos oblong atau disebut juga sebagai T-shirt adalah
jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut.
Kaus oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku. Pada umumnya,
kaus oblong berlengan pendek (melewati bahu hingga sepanjang siku) dan berleher
bundar. Bahan yang umum digunakan untuk membuat kaus oblong adalah katun atau
poliester (atau gabungan keduanya).
2. Pakaian
Bawah
a. Celana
jeans
Jins (atau jengki pada tahun 1950-an) adalah sejenis
celana yang dibuat dari bahan yang keras dan kuat yang disebut denim. Jins
sering dikenakan sebagai pakaian kerja. Jins diperkenalkan di Amerika Serikat
oleh Levi Strauss pada tahun 1872.
b. Celana
formal
Celana formal adalah celana berbahan katun yang biasanya
digunakan pada kegiatan formal seperti bekerja karena memiliki desain yang
sederhana dan terlihat rapi.
c. Rok
Rok adalah sejenis pakaian dengan bentuk pipa atau
kerucut yang cara pemakaiannya dimulai dari pinggul dan menutupi sebagian atau
seluruh bagian kaki. Biasanya pakaian ini dipakai oleh wanita, meskipun di
beberapa budaya ada juga yang digunakan oleh kaum pria seperti di Skotlandia.
4.2.
Proses Produksi
a.
Design / Sketch
Dalam pembuatan baju, langkah
pertama adalah membuat disain atau seketsa. Yang melakukan tugas ini adalah
designer. Seorang designer bertugas untuk merancang baju dan menuangkan
kreativitasnya ke dalam kertas seketsa. Kemudian seketsa akan dianalisa oleh
panel designer. Panel designer akan memilih beberapa design yang terbaik dan
kemudian design tersebut akan diproses untuk dibuatkan pola.
b. Pola
Design
Seseorang yang bertugas untuk
membuat pola design akan mengembangkan pola pertama untuk didisain berdasarkan
ukuran standar. Proses ini dibuat dengan metode pola drafting dan tujuan
pembuatan pola ini adalah untuk menciptakan sampel baju yang kemudian akan di
tes uji.
c. Pembuatan
Sampel
Pola design yang telah jadi, dikirim
ke unit penjahit untuk diproses lebih lanjut. Pola tersebut dijahit pada belacu
atau kain muslin. Sampel ini dibuat untuk dianalisa antara kesesuaian pola dan
design. Setelah sampel dijahit kemudian ditinjau oleh panel designer, pembuat
pola, dan penjahit untuk memastikan apakah ada perubahan atau tidak. Atau
sampel baju memang sudah siap untuk diproses lebih lanjut – Proses Pembuatan
Pakaian di Pabrik Baju
d. Produksi
Pola Design
Setelah contoh pola sudah oke! Maka
contoh pola tersebut diambil untuk dibuatkan pola produksi. Pola produksi
adalah pola yang akan digunakan untuk produksi pakaian yang lebih banyak.
Pattern maker membuat pola pada kertas pembuatan pola standar yang terdiri dari
berbagai kelas. Komponen paling penting, pola kertas tisu yang terbuat dari
kertas teringan dan tertipis yang bisa didapatkan ditempat umum (toko kain) –
Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik Baju
Pola baju dapat dibuat dengan 2 cara
: cara manual dan CAD/CAM. Sekarang ini banyak pabrik baju yang mengembangkan
metode CAD/CAM karena kemudahannya dalam merancang pola dibandingkan dengan
cara manual. Selain itu juga banyak pembeli yang lebih memilih pabrik baju yang
menggunakan medote CAD/CAM. Salah satu kelebihan pola produksi yang dibuat
dengan metode CAD/CAM adalah dapat disimpan dengan mudah dan Anda juga dapat
memodifikasi setiap kali Anda menginginkannya.
e. Grading
Tujuan dari grading adalah untuk
menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan
kecil atau ukuran standar lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Pada umumnya
kita dapat menemukan pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan
XXL.
f. Marker
Making
Marker making bertugas menentukan
seberapa panjang dan lebar (dalam yard) kain yang dibutuhkan untuk setiap
design. Computer software dapat membantu tim pengukur membuat tata letak kain
yang pas sehingga kain dapat digunakan secara efisien. Pengukuran dibuat sesuai
dengan pola-pola yang melekat pada kain. Anda dapat melekatkan pola pada kain
dengan bantuan staples. seletah proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui
seberapa banyak kain yang akan dipesan.
g. Cutting
Kain yang telah dipesan kemudian
dipotong dengan bantuan mesin potong (cutting machine) yang disesuaikan dengan
jenis kainnya. Atau Anda juga dapat menggunakan mesin komputerisasi yang
menggunakan sinar laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan –
Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik Baju
h. Sorting
/ Bundling
Tim pernyortir menyortir pola sesuai
dengan ukuran dan designnya dan kemudian tumpukan kain itu dibuat bundle. Pada
proses ini membutuhkan ketelitian karena ketika kain dikumpulkan dalam bundle
tapi ukuranya tidak sama, maka dapat membuat masalah yang lebih parah.
i.
Sewing / Assembling
Proses selanjutnya adalah
penjahitan. Pabrik baju yang sudah besar, memilih untuk memiliki unit
penjahitnya sendiri dari pada memberikan proyek penjahitan ini kepada
kontraktor. Salah satu alasannya adalah karena proses penjahitan bisa langsung
dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar dapat mengurangi “produk gagal”.
Pada proses ini akan ada begitu
banyak operator yang mengendalikan mesin jahit. Sebagai contoh operator A akan
menjahit khusus bagian lengan, kemudian operator B akan menjahit khusus bagian
kerah bajunya saja dan sebagainya. Yang pada akhirnya bagian-bagian baju
tersebut dijahit hingga terbentuklah sebuah baju lengkap.
j.
Inspeksi
Setelah proses penjahitan selesai,
proses selanjutnya adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil jahitan akan
diseleksi oleh quality control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah,
benang yang tidak cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas
produk. Oleh sebab itu sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu –
Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik Baju
k. Pressing
/ Finishing
Pada proses ini, beberapa operator
akan menggerakan mesin strika untuk merapihkan pakaian yang mengkerut sehingga
pakaian akan terlihat lebih rapih.
l.
Inspeksi Akhir
Pada sesi ini, pakaian akan
diseleksi untuk yang terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan pakaian,
kualitas produk benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah
satu produk mereka yang sudah diedarkan terlihat “gagal”, misal warna luntur,
jahitan terbuka, kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan
mempengaruhi image pabrik mereka sendiri – Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik
Baju
BAB V
ASPEK KEUANGAN
5.1.
Modal Awal
·
Capital Expenses
Modal
ini dipergunakan untuk pengadaan fixed asset, pengadaan tersebut seperti
pembelian berbagai peralatan usaha, pengadaan asset kendaraan, dan beberapa
perlengkapan kantor yang dibutuhkan. Pada intinya adalah modal yang digunakan
untuk penggunaan barang yang bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama.
No.
|
Kebutuhan
|
Cost
|
Keterangan
|
1.
|
Pembuatan
Website Toko Online
|
30.000.000
|
|
2.
|
Pembelian alat
mesin produksi untuk workshop
|
100.000.000
|
|
3.
|
Pembelian alat
penunjang untuk kantor
|
150.000.000
|
|
4.
|
Administrasi
dan legalitas perusahaan
|
20.000.000
|
|
Total
|
300.000.000
|
·
Operational
expenses
Modal
usaha ini dipakai atau dipergunakan untuk biaya operasional usaha. Beberapa
biaya yang dipakai operasional usaha diantaranya seperti gaji karyawan, biaya
listrik, biaya telepon, biaya sewa tempat dan biaya-biaya lainnya. Sifat dari
biaya Operational expenses ini berkala, sehingga di dalam biaya operasional ini
Anda harus menyediakan anggarannya dalam beberapa periode tertentu untuk
kebutuhan yang sama.
No.
|
Kebutuhan
|
Cost
|
Keterangan
|
1.
|
Sewa kantor
|
12.000.000
|
Periode satu bulan
|
2.
|
Bahan baku produksi
|
30.000.000
|
Periode satu bulan
|
3.
|
Gaji karyawan
|
279.000.000
|
Periode satu bulan
|
4.
|
Biaya listrik dan internet
|
30.000.000
|
Periode satu bulan
|
5.
|
Maintenance mesin produksi, alat pendukung, dan gedung.
|
15.000.000
|
Periode satu bulan
|
Total
|
366.000.000
|
Periode satu bulan
|
5.2.
Biaya Pemasaran
Biaya
pemasaran atau biaya marketing merupakan biaya yang disgunakan untuk
mensosialisasikan produk agar dikenal banyak orang. Biaya ini dikeluarkan dalam
periode satu tahun sekali dan dikeluarkan dalam bertahap setiap bulannya.
No.
|
Promosi
|
Cost
|
1.
|
Google AdSense
|
20.000.000
|
2.
|
Endorsement
|
30.000.000
|
3.
|
Giveaway
|
10.000.000
|
4.
|
Event
|
10.000.000
|
Total
|
70.000.000
|
5.3. Kompensasi Tenaga Kerja
No.
|
Jabatan
|
Jumlah Tenaga Kerja
|
Gaji/Bulan
|
1.
|
Direktur
|
1
|
30.000.000
|
2.
|
Manager Utama
|
1
|
23.000.000
|
3.
|
Manager Produksi
|
1
|
18.000.000
|
4.
|
Manager Keuangan
|
1
|
20.000.000
|
6.
|
Manager Personalia & HRD
|
1
|
17.000.000
|
7.
|
Design & Inovation
|
2
|
9.000.000
|
8.
|
Staff Produksi & QA
|
8
|
7.000.000
|
9.
|
Staff Finance
|
3
|
7.000.000
|
10.
|
Staff Administratioon
|
2
|
6.000.000
|
11.
|
Staff Marketing
|
3
|
8.000.000
|
12.
|
Staff HRD
|
3
|
7.000.000
|
13.
|
Office Boy
|
2
|
4.000.000
|
14.
|
Security
|
4
|
4.000.000
|
15.
|
Resepsionis
|
1
|
4.000.000
|
Total
|
33 Karyawan
|
279.000.000
|
5.3. NPV dan BEP
·
NPV
Pada dunia bisnis, pengertian NPV
atau Net Present Value merupakan salah satu dari indikator penting yang sangat
membantu dalam mengambil keputusan finansial. NPV Ini merupakan salah satu
nilai bersih dari hasil pengurangan manfaat serta biaya pada tingkat suku bunga
tertentu yang diperoleh dari tahun ke tahun.
NPV sendiri biasanya digunakan untuk
memperkirakan apakah investasi atau pembelian yang dilakukan dalam jangka
panjang lebih berguna dibandingkan dengan menyimpan uang di bank. Meski NPV
lebih sering digunakan pada finansial perusahaan, namun ternyata juga bisa
digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
NPV sendiri secara umum dapat
dihitung dengan rumus penjumlahan (P / (1 + i)t) – C dengan setiap nilai bulat
positif sampai t. t sendiri merupakan lama periode waktu, P aliran masuk kas, C
adalah investasi pada awal, dan terakhir i adalah persenan diskon.
·
BEP
Break Event Point (BEP) merupakan
titik dimana pendapatan dari usaha dengan model yang akan kita keluarga atau
bisa dikatakan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Ada 3 elemen dari rumus BEP yang
menyusun perhitungan BEP tersebut diantaranya :
1.
Fixed Cost (Biaya
tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, peralatan,
komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun
kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama
sekali.
2.
Variable cost (biaya
variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1
unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong
plastik, biaya nota penjualan, dll.
3.
Harga penjualan yaitu
harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli
BEP untuk menghitung berapa unit
yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :
Total
Fixed Cost
BEP
= __________________________________
Harga
jual per unit - variable cost
Maka
BEP per unitnya adalah :
Rp
366.000.000
_____________________
= 4575 unit
Rp
200.000 – Rp 120.000
Artinya PT Victor Wearing Karta
perlu menjual 9150 unit pakaian agar terjadi Break Even Point. Pada pejualan
unit ke 9151, baru mulai memperoleh keuntungan.
BEP untuk menghitung berapa uang
penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
Total Fixed Cost
BEP = __________________________________
x Harga jual / unit
Harga jual per unit - variable cost
Rp.
366.000.000
____________________
x Rp. 200.000 = Rp.915.000.000,-
Rp
200.000 – Rp 120.000
5.4. Cash Flow In/Out
PT
Victor Wearing Karya
Laporan
Arus Kas
Arus kas masuk
Penjualan
tunai Rp
1.500.000.000
Pelunasan
piutang Rp
30.000.000
Pendapatan
lain-laininvestasi pemilik Rp
50.000.000
Total masuk Rp
1.580.000.000
Arus kas keluar
Fixed
Cost Rp
366.000.000
Pemasaran Rp
70.000.000
Pembayaran
hutang Rp
100.000.000
Pengambilan
prive Rp
50.000.000
Total keluar Rp
586.000.000
___________________________________________________________________-
Arus kas bersih Rp
994.000.000
BAB VI
ASPEK PEMASARAN
6.1.
Strategi Pemasaran
1. Konsistensi
PT Victor Wearing Karya selalu
mengutamakan konsistensi pada semua area marketing. Tujuannya agar dapat
membantu mengurangi biaya marketing serta meningkatkan efektivitas penciptaan
merek. Selain itu konsistensi juga mampu meningkatkan kepercayaan konsumen pada
perusahaan
2. Strategi
Strategi adalah dasar bagi
kelanjutan kegiatan marketing yang telah direncanakan sebelumnya. Beberapa hal
yang biasanya dibahas saat menyusun rencana strategi adalah siapa target pasar,
bagaimana cara membidik pelanggan, serta bagaimana cara menjaga agar konsumen
yang ada menjadi pelanggan tetap.
3. Target
Market
PT Victor Wearing Karya mendefinisikan
secara tepat pangsa pasar apa yang akan dituju dengan memilih satu atau lebih
segmen pasar yang akan dimasuki. Hal ini bertujuan untuk memperjelas target
pasar seperti apa yang akan dimasuki sehingga konsep marketing lebih mudah
untuk dilaksanakan.
mengetahui
mengenai produk apa yang sedang Anda tawarkan.
4. Website
PT Victor Wearing Karya menggunakan
website untuk memasarkan produk sehingga para konsumen dapat dengan mudah
mengetahui produk yang dijual perusahaan. Selain itu penggunaan website sebagai
media penjualan dapat menghemat pengeluaran seperti biaya sewa toko dan
karyawan.
5. Promosi
dan Iklan
Untuk memperluas pasar promosi dan
iklan digunakan untuk dapat menarik lebih banyak konsumen. Dengan melakukan
promosi dan iklan yang baik, maka produk akan dikenal, sehingga secara otomatis
meningkatkan penjualan. Media promosi dan iklan yang digunakan antara lain
sosial media, media cetak dan media elektronik.
6. Endorsement
PT Victor Wearing Karya juga
melakukan endorsement kepada para public figur. Hal ini bertujuan agar para
konsumen yakin dengan produk yang ditawarkan perusahaan dengan melihat para
public figure yang telah menjadi konsumen.
7. Customer
Relationship Management
Untuk dapat menciptakan konsumen yang
loyal dan konsisten, tentu membutuhkan pengelolaan hubungan yang baik dengan
para pelanggan. Untuk menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan, PT Victor
Wearing Karya membuat kartu member khusus pelanggan dan memberikan potongan
harga bagi para member tersebut.
Komentar
Posting Komentar