PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Penduduk, masyarakat,
dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain. Penduduk
bertempat tinggal di dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu
pula, dan berkemungkinan akan terbentuknya suatu masyarakat di wilayah tersebut.
Demikian pula hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan, ini adalah hubungan
dwi tunggal, yang merupakan kebudayaan adalah hasil dari masyarakat. Kebudayaan
bisa terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu masyarakat, sebaliknya tidak
ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Jadi, hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling menentukan.
a. Penduduk
Penduduk adalah
orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan
yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus /
kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu.
Penduduk suatu negara
atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah
tersebut.
Dengan kata lain orang
yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal didaerah lain. Kepadatan penduduk
dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.
Pertambahan Penduduk di Indonesia Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih
dari 6 miliar,dimana di antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal di
negara-negara berkembang. Sementara itu, United Nations (2001) memproyeksikan
bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat dengan
rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat
angka pertumbuhan penduduk total . Negara-negara berkembang pada umumnya yakni
sekitar 1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga
meningkat dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan
penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada
negara-negara berkembang, pertumbuhan perkotaan dinegara-negara berkembang
tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan secara
absolut. Hal ini tentu saja berdampak sangat luas pada upaya perencanaan
dan pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan.Meningkatnya proporsi penduduk
yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa penduduk berbondong-bondong
pindah dari perdesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain penduduk melakukan
urbanisasi. Secara demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan.
b. Masayarakat
Masyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka). Kata society berasal
dari bahasa latin, societas yang berarti hubungan persahabatan dengan yang
lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti
society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society
mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan
yang sama dalam mencapai tujuan bersama dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”
juga berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya,pengertian
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain
(interdependen). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur, sekelompok manusia
dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan,
serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
c. Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat,bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Bahasa dan
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh yang bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya yang menentukan perilaku komunikatif manusia.
Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di
Amerika, “keselarasan individu dengan alam ” di Jepang dan “kepatuhan kolektif”
di Cina . Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Kebudayaan atau Culture
berasal dari bahasa latin Colore yang artinya pemeliharaan,
pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan Kebudayaan, akar katanya
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Buddayah dari budhi atau akal. Dengan kata
lain kebuadayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Keterkaitan Antara Penduduk, Masyarakat, Dan Budaya
Jika kita lihat lebih
spesifik antara ketiga ini memiliki hubungan yang menarik awalnya dimulai dari
penduduk jika melebihi batasnya akan menjadi masyarakat. Dari masyarakat ini
kita bisa mendapatkan banyak kreativitas yang natinya akan menjadi suatu BUDAYA.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa diantara ketiga ini memiliki hubungan yang amat
erat sehingga dapat di katakan melengkapi satu sama lain.
Menurut Soerjono
Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Jika terjadi bentrokan
antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul
akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan
realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses
sosial dan bencana alam.
Adanya masalah sosial
dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus
seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat,
dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat
dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi :
Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian,
kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis :
Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis :
penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Masyarakat dan
kebudayaan terus berkembang dari masa ke masa. Pada zaman dahulu, manusia hidup
berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, masyarakat yang hidup dalam
keadaan yang seperti ini di sebut dengan masyarakat nomaden. Mereka berpindah
ke tempat lain jika bahan makanan yang ada di derah mereka telah habis. Namun,
seiring dengan waktu mereka mulai belajar untuk melestarikan daerah di mana
mereka tinggal. Mereka mulai bercocok tanam dan berternak untuk melangsungkan
kehidupan mereka. Hingga saat ini kegiatan bercocok tanam ( bertani ) menjadi
ciri khusus masyarakat Indonesia dan dengan demi kian Indonesia di sebut dengan
negara agraris, karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani
hingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
3. Faktor- faktor
demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
Demografi merupakan
istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau
penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu,
demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk ,
terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi
meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk,
serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Istilah ini
pertama kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada tahun 1855 dalam karyanya
yang berjudul “elements de statistique humaine, ou demographie comparree” atau
elements of human statistics or comparative demography (dalam
Iskandar,1994).Pengertian tentang demografi berkembang dengan seiring dengan
perkembangan keadaan penduduk serta penggunaan statistic kependudukan pada
zamannya. Adapun faktor- faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk yaitu:
1. Kelahiran (fertilitas)
Pengukuran Fertilitas
Tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan
jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.
Adapun ukuran – ukuran fertilitas tahunan adalah:
Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
Adalah
banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate )
Adalah jumlah kelahiran
hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th
th) ) pada tahun tertentu.
Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate )
Adalah perhitungan
tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific
Fertility Rates Rates)
Adalah perhitungan
fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan
tahun tertentu.
2. Kematian (mortalitas)
Berikut
sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :
Crude Death Rate (CDR)
Adalah banyaknya
kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
Age Specific Death Rate (ASDR)
Adalah jumlah kematian
penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
3. Infant Mortality Rate (IMR)
Adalah tingkat kematian
bayi
Faktor terakhir yang
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah Perpindahan
(Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi migrasi :
I.
Faktor individu
II.
Faktor yang terdapat di daerah asal
III.
Faktor yang terdapat di daerah tujuan
IV.
Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
4. Pengertian
dan jenis migrasi, serta akibat dari migrasi
Migrasi merupakan bagian
dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari
suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen
(sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula
mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut
migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain
dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk
menetap.
1. Jenis-jenis Migrasi
Migrasi dapat terjadi di
dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat
dibagi atas dua golongan yaitu :
Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara
ke negara lainnya.
Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan
penduduk di dalam satu negara. Migrasi nasional /internal terdiri atas beberapa
jenis, yaitu sebagai berikut :
Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang
padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik
Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905
oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.
Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan
menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.
Faktor-faktor Penyebab
Terjadinya Migrasi
Secara umum
factor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi adalah sebagai berikut :
1. Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan
yang lebih baik di tempat yang baru
2. Faktor keselamatan, yaitu ingin menyelamatkan
diri dari bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung
meletus dan bencana alam lainnya
3. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi
akibat adanya gangguan keamanan seperti peperangan, dan konflik antar kelompok
4. Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh
adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat seperti RRC dan Uni Soviet
(Rusia) yang berfaham komunis
5. Faktor agama, yaitu migrasi yang terjadi karena
perbedaan agama, misalnya terjadi antara Pakistan dan India setelah memperoleh
kemerdekaan dari Inggris
6. Faktor kepentingan pembangunan, yaitu migrasi
yang terjadi karena daerahnya terkena proyek pembangunan seperti pembangunan
bendungan untuk irigasi dan PLTA
7. Faktor pendidikan, yaitu migrasi yang terjadi
karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Dampak Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk baik
internal atau nasional maupun eksternal atau internasional masing-masing
memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.
Dampak Positif Imigrasi
1. Dapat membantu
memenuhi kekurangan tenaga ahli
2. Adanya penanaman
modal asing yang dapat mempercepat pembangunan
3. Adanya
pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
4. Dapat menambah
rasa solidaritas antarbangsa
Dampak Positif Emigrasi
1. Dapat menambah
devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing
2. Dapat mengurangi
ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke
luar negeri dan kembali ke negara asalnya
3. Dapat
memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain
Dampak Positif
Transmigrasi
1. Dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat terutama transmigran
2. Dapat memenuhi
kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
3. Dapat mengurangi
pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
4. Dapat
meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa sawit,
karet, coklat dan lain-lain
5. Dapat
mempercepat pemerataan persebaran penduduk
Dampak Positif
Urbanisasi
1. Dapat memenuhi
kebutuhan tenaga kerja di kota
2. Mengurangi jumlah
pengangguran di desa
3. Meningkatkan
taraf hidup penduduk desa
4. Kesempatan
membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
5. Perekonomian di
kota semakin berkembang
Dampak Negatif Imigrasi
1. Masuknya budaya
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
2. Imigran yang
masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti
pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
Dampak Negatif Emigrasi
1. Kekurangan
tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
2. Emigran tidak
resmi dapat memperburuk citra negaranya.
Dampak Negatif
Urbanisasi
1. Berkurangnya
tenaga terampil dan terdidik di desa
2. Produktivitas
pertanian di desa menurun
3. Meningkatnya
tindak kriminalitas di kota
4. Meningkatnya
pengangguran di kota
5. Timbulnya
pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
6. Lalu lintas di
kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
6. Pertumbuhan dan
Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
· Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada
zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya
kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika,
Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan
di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian
para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan
Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari
Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke
semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa
Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
· Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu
muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari
biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena
itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu
serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu
muda :
1. Mulai menetap
dan membuat rumah
2. Membentuk
kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk
memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
Kebudayaan Hindu, Budha,
dan Islam
· Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4
agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi
antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha
masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan
lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya
kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut
hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang
bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun
seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam
candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur,
Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
· Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama
islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang
disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau
Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota
Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di
karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika
kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai
yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat
pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di
Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat,
Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan .
Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh
pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya
telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh
oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam
kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten,
Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat
juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa
Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik
Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama
bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan
berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi,
kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu
yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara,
dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari
kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu
penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan
tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai
buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli
yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam
penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju
kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru
kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia
Sumber :
Komentar
Posting Komentar