Tugas Softskill 3 : Pendirisan Perusahaan PT. Victor wearing Karya

MAKALAH
PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA
PT. VICTOR WEARING KARYA



Disusun Oleh :
Ira Jayanti
Muhammad Fauzi S
Riza Fathoni M
55414417
57414248
59414569



FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017







BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

            Kebutuhan sandang merupakan salah satu kebutuhan premier bagi setiap orang. Dari tahun ketahun peningkatan akan kebutuhan pakaian terus mengalami peningkatan. Trennya pun berubah setiap tahun mengikuti keadaan dan zaman. Tetapi penyediaan produk yang berkualitas hanya sedikit yang kita jumpai di Pasaran karena kualitas dari sepatu yang dijual di Pasaran rata-rata adalah kualitas biasa bahkan palsu atau kw.
            Mengingat adanya peluang tersebut kami berusaha untuk menyediakan pakaian berupa kaos, celana, dan jaket untuk pria dan wanita dengan kualitas tinggi namun dengan harga terjangkau. Tidak hanya itu PT. Victor Wearing Karya juga menyediakan berbagai produk untuk berbagai kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa.
             Meskipun tidak menutup kemungkinan adanya suatu persaingan yang ketat dalam menjalankan usaha tersebut. Namun dengan bekal yang maksimal dan banyaknya pengalaman dapat meminimalisir adanya persaingan yang tidak sehat. Persaingan-persaingan yang ada hendaknya dijadikan sebuah pendorong yang positif yang memacu semangat untuk terus berkreasi dan berinovasi agar usaha yang dijalankan tetap berjalan dengan lancar.
            Selain itu dengan didirikan usaha ini diharapakan dapat membantu masyarakat Karena dapat membuka peluang kerja untuk masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran dan dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia karena adanya lapangan pekerjaan yang mampu membantu perekonomian masyarakat sekitar.Usaha ini merupakan sebuah pengembangan sebuah pengembangan dalam dunia fashion yang tidak hanya mampu mengubah sebuah trend di seluruh kalangan namun usaha ini merupakan sebuah aspek bagi seluruh kalangan untuk mendaptkan lapangan pekerjaan guna mengurangi pengangguran.

1.2. Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang diatas kami bermaksud untuk mendirikan sebuah perusahaan apparel PT. Victor Wearing Karya yang menyediakan berbagai kebutuhan pakaian remaja pria dan wanita.

1.3. Tujuan

            PT. Victor Wearing Karya adalah perusahaan fashion yang mempunyai beberapa tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Berperan aktif dalam bidang bisnis dan kewirausahaan.
2. Menyediakan kebutuhan fashion kusus sepatu bagi masyarakat, supaya lebih mudah
3.Mengurangi tingkat pengangguran.
4. Menjalin persahabatan antara pelanggan.
5. Mendapatkan keuntungan atau laba , dan 6. Mencapai Target penjualan.










BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


2.1. Profil Perusahaan

Nama perusahaan        :           PT. Victor Wearing Karya
Berdiri                         :           10 September 2017
Jenis perusahaan          :           Manufacturing
Jenis Produk                :           Pakaian jadi
Alamat Perusahaan     :           Jl. Dr. Soetomo Dirojo Kav 14 RT 09 / RW 14 Kota                                                 Bandung - Jawa Barat 16739
Alamat Workshop       :           Jl. Haji Bendot No. 14-16 RT 10 / RW 02 Kabupaten                                               Bandung Barat - Jawa Barat 16890
Pendiri                         :           Ari Fathoni Saputra
Direktur                       :           Ari Fathoni Saputra
Telepon                       :           (022)576090
Website                       :           www.victorwearingkarya.com
E-mail                          :           contact@victorwearingkarya.com
Tagline            :           Don’t Think Twice
Strategi perusahaan     :           Strategi PT Victor Wearing Karta pada periode awal (6        bulan awal) yaitu             produksi          dan branding   melalui internet dan media      social. Branding             tersebut berupa campaign dan            advertise melalui         internet dan             endorsement.   PT Victor Wearing tidak         mempunyai      toko fisik melainkan store    online dan       memanfaatkan jasa ekspidisi untuk    pengiriman      barang


2.2. Sejarah Perusahaan

Victor Wearing adalah usaha yang bergerak dibidang fashion, memulai usahanya dengan membuka online shop hingga sekarang workshop dan kantor sendiri. Pakaian yang dijual merupakan produksi sendiri tanpa mengambil dari supplier manapun. Karena kami menganggap inovasi dan produk kami sangat layak untuk diterima dipasaran. Victor wearing menyasar produk pakaian remaja yang fashionable dan kekinian.
Ari fathoni saputra selaku founder dan direktur memulai bisnisnya saat masih duduk di bangku kuliah, saat itu ia senang sekali mengoleksi pakaian-pakaian kekinian. Dari situlah ia berniat untuk membuka onlineshop kecil-kecilan berupa jasa titip beli pakaian. Ari meyakini tidak ada usaha yang mustahil dikerjakan apabila kita dapat menjalaninya dengan profesional dan tekun walaupun akan selalu ada masalah yang akan datang di dalamnya dan tidak mudah untuk mencapai kesuksesan, karena sukses tidak datang secara instan perlu usaha dan waktu yang relatif tidak sebentar.
Selang beberapa waktu usahanya kian merangkak naik, dan akhirnya iapun nekat untuk membentuk sebuah team demi menjalankan bisnisnya. Tidak mengecewakan, ternyata tim yang dibentuk belajar marketing dengan baik. Jasa titip yang ia kerjakan pun mulai Nampak hasilnya. Akhirnya ia dan teamnya memutuskan untuk memproduksi sendiri pakaian yang akan dia jual, tak disangka respon pasar sangat baik. Setelah mengetahui respon pasar yang sangat baik, ia tidak berdiam diri. Ari dan teamnya mendirikan sebuah perusahaan Victor Wearing Karya.


2.3. Visi dan Misi

VISI
Mengembangkan produk local untuk eksistensi pemuda pemudi bangsa dan meningkatan kemandirian bangsa.
MISI
Rumusan misi PT. Victor Wearing Karya terdiri dari tiga butir sebagai berikut :
1.      Fokus bisnis tertuju pada kegiatan produksi barang yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen.
2.      Memaksimalkan value (nilai) perusahaan serta mengupayakan growth (pertumbuhan) yang berkesinambungan.
3.      Berperan sebagai prime mover (penggerak utama) bangkitnya industri dalam negeri.


















BAB III
STRUKTUR ORGANISASI


3.1.      Struktur Organigram


3.2.      Analisis Jabatan

1.      Direktur
            Direktur (dalam jumlah jamak disebut Dewan Direktur) adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Perseroan terbatas (PT). Direktur dapat seseorang yang memiliki perusahaan tersebut atau orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan memimpin perseroan terbatas.
Spesifikasi Tugas :     
a.       Memberikan kemampuan professional secara optimal bagi kepentingan perusahaan.
b.      Mengarahkan karyawan untuk meningkatkan seluruh sumber daya yang ada secara optimal bagi kepentingan perusahaan.
c.       memberikan dukungan secara finansial kepada perusahaan.
d.      mengadakan pengawasan terhadap seluruh kinerja karyawane. memberikan fasilitas dan kebutuhan seluruh karyawan.


2.      Manajer Utama
            Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Spesifikasi Tugas :     
a.       Menjalankan semua aktivitas kegiatan perusahaan
b.      Mengawasi semua lini pekerjaan manager dari semua divisi
c.       Memberikan arahan kepada divisi manager
d.      melakukan evaluasi dan inovasi dalam berbgai hal

3.      Manajer Produksi
            Manajer produksi adalah seorang yang terlibat perencanaan, koordinasi dan kontrol dari proses manufaktur dan bertanggung jawab memastikan barang dan jasa diproduksi secara efisien, jumlah produksi yang benar & akurat, diproduksi sesuai dengan anggaran biaya yang tepat dan berkualitas sesuai standar perusahaan.
Spesifikasi Tugas :     
a.       Melakukan pengembangan Produk Ladies dan Mens Apparel.
b.      Melakukan kegiatan produksi pembuatan Apparel.
c.       Melakukan Quality Assurance Produk

4.      Manajer Keuangan
            Manajer Keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan perusahaan. Manajer keuangan juga bertanggung jawab dalam bidang keuangan pada suatu perusahaan.
Spesifikasi Tugas :     
a.       Mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan.
b.      Mengatur pengajian karyawan.
c.       Mengatur investasi perusahaan.
d.      Mengatur Biaya produksi produk.



5.      Manajer Personalia
            Manajer Personalia merupakan suatu seseorang yang melakukan perencanaan, pembagian kompensasi, pengintreprestasian, pengembangan, serta pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk bisa membantu tercapainya suatu tujuan perusahaan, individu dan juga masyarakat.
Spesifikasi Tugas :     
a.       mengatur perekrutan dan pengembangan terhadap karyawan.
b.      Melakukan pemeliharaan terhadap seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
c.       melakukan pendistribusian barang
















BAB IV
ASPEK PRODUKSI


4.1. Deskripsi Produk

            PT Victor Wearing Karya adalah sebuah perusahaan garment yang mengolah kain untuk  diproduksi  menjadi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Berikut ini adalah beberapa jenis pakaian yang diproduksi PT Victor Wearing Karya :
1.      Pakaian Atas
a.       Kemeja
            Kemeja adalah sebuah baju yang biasanya di kenakan oleh kaum pria. Pada umumnya kemeja menutupi bagian lengan, dada, bahu, berkerah dam menutupi tubuh sampai bagian perut. Kemeja biasanya dibuat menurut selera orang yang mengenakannya, kadang kemeja bisa dibuat berlengan panjang maupun berlengan pendek. Biasanya kemeja terbuat dari bahan katun, linen dan yang lainnya. Kerah dalam kemeja biasanya di beri kancing depan.
b.      Blus
            Blus adalah pakaian tubuh bagian atas bermodel longgar yang sebelumnya dikenakan oleh pekerja, petani, seniman, perempuan dan anak-anak. Blus biasanya dikenakan dengan cara dikumpulkan di bagian pinggang (dengan ikat pinggang atau sabuk) sehingga menggantung longgar (disebut blouses dalam Bahasa Inggris) di atas tubuh pemakainya. Sekarang ini, istilah ini lazimnya merujuk pada kemeja wanita tetapi juga dapat merujuk pada kemeja pria jika gayanya longgar dan berkesan feminim
c.       Kardigan
            Kardigan yaitu semacam jaket yang terbuka di bagian depan dan dapat diberi variasi dengan kancing atau ritsleting. Cardigan ini dapat dibuat menggunakan mesin atau manual dari bahan wol atau katun. Cardigan memiliki berbagai jenis model, ada yang berlengan pendek atau panjang, ada yang berbahan wool atau katun.

d.      T-shirt
            Kaos oblong atau disebut juga sebagai T-shirt adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaus oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku. Pada umumnya, kaus oblong berlengan pendek (melewati bahu hingga sepanjang siku) dan berleher bundar. Bahan yang umum digunakan untuk membuat kaus oblong adalah katun atau poliester (atau gabungan keduanya).
2.      Pakaian Bawah
a.       Celana jeans
            Jins (atau jengki pada tahun 1950-an) adalah sejenis celana yang dibuat dari bahan yang keras dan kuat yang disebut denim. Jins sering dikenakan sebagai pakaian kerja. Jins diperkenalkan di Amerika Serikat oleh Levi Strauss pada tahun 1872.
b.      Celana formal
            Celana formal adalah celana berbahan katun yang biasanya digunakan pada kegiatan formal seperti bekerja karena memiliki desain yang sederhana dan terlihat rapi.
c.       Rok
            Rok adalah sejenis pakaian dengan bentuk pipa atau kerucut yang cara pemakaiannya dimulai dari pinggul dan menutupi sebagian atau seluruh bagian kaki. Biasanya pakaian ini dipakai oleh wanita, meskipun di beberapa budaya ada juga yang digunakan oleh kaum pria seperti di Skotlandia.

4.2. Proses Produksi

a.       Design / Sketch
            Dalam pembuatan baju, langkah pertama adalah membuat disain atau seketsa. Yang melakukan tugas ini adalah designer. Seorang designer bertugas untuk merancang baju dan menuangkan kreativitasnya ke dalam kertas seketsa. Kemudian seketsa akan dianalisa oleh panel designer. Panel designer akan memilih beberapa design yang terbaik dan kemudian design tersebut akan diproses untuk dibuatkan pola.
b.      Pola Design
            Seseorang yang bertugas untuk membuat pola design akan mengembangkan pola pertama untuk didisain berdasarkan ukuran standar. Proses ini dibuat dengan metode pola drafting dan tujuan pembuatan pola ini adalah untuk menciptakan sampel baju yang kemudian akan di tes uji.
c.       Pembuatan Sampel
            Pola design yang telah jadi, dikirim ke unit penjahit untuk diproses lebih lanjut. Pola tersebut dijahit pada belacu atau kain muslin. Sampel ini dibuat untuk dianalisa antara kesesuaian pola dan design. Setelah sampel dijahit kemudian ditinjau oleh panel designer, pembuat pola, dan penjahit untuk memastikan apakah ada perubahan atau tidak. Atau sampel baju memang sudah siap untuk diproses lebih lanjut – Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik Baju
d.      Produksi Pola Design
            Setelah contoh pola sudah oke! Maka contoh pola tersebut diambil untuk dibuatkan pola produksi. Pola produksi adalah pola yang akan digunakan untuk produksi pakaian yang lebih banyak. Pattern maker membuat pola pada kertas pembuatan pola standar yang terdiri dari berbagai kelas. Komponen paling penting, pola kertas tisu yang terbuat dari kertas teringan dan tertipis yang bisa didapatkan ditempat umum (toko kain) – Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik Baju
            Pola baju dapat dibuat dengan 2 cara : cara manual dan CAD/CAM. Sekarang ini banyak pabrik baju yang mengembangkan metode CAD/CAM karena kemudahannya dalam merancang pola dibandingkan dengan cara manual. Selain itu juga banyak pembeli yang lebih memilih pabrik baju yang menggunakan medote CAD/CAM. Salah satu kelebihan pola produksi yang dibuat dengan metode CAD/CAM adalah dapat disimpan dengan mudah dan Anda juga dapat memodifikasi setiap kali Anda menginginkannya.
e.       Grading
            Tujuan dari grading adalah untuk menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil atau ukuran standar lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Pada umumnya kita dapat menemukan pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan XXL.
f.       Marker Making
            Marker making bertugas menentukan seberapa panjang dan lebar (dalam yard) kain yang dibutuhkan untuk setiap design. Computer software dapat membantu tim pengukur membuat tata letak kain yang pas sehingga kain dapat digunakan secara efisien. Pengukuran dibuat sesuai dengan pola-pola yang melekat pada kain. Anda dapat melekatkan pola pada kain dengan bantuan staples. seletah proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui seberapa banyak kain yang akan dipesan.
g.      Cutting
            Kain yang telah dipesan kemudian dipotong dengan bantuan mesin potong (cutting machine) yang disesuaikan dengan jenis kainnya. Atau Anda juga dapat menggunakan mesin komputerisasi yang menggunakan sinar laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan – Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik Baju
h.      Sorting / Bundling
            Tim pernyortir menyortir pola sesuai dengan ukuran dan designnya dan kemudian tumpukan kain itu dibuat bundle. Pada proses ini membutuhkan ketelitian karena ketika kain dikumpulkan dalam bundle tapi ukuranya tidak sama, maka dapat membuat masalah yang lebih parah.
i.        Sewing / Assembling
            Proses selanjutnya adalah penjahitan. Pabrik baju yang sudah besar, memilih untuk memiliki unit penjahitnya sendiri dari pada memberikan proyek penjahitan ini kepada kontraktor. Salah satu alasannya adalah karena proses penjahitan bisa langsung dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar dapat mengurangi “produk gagal”.
            Pada proses ini akan ada begitu banyak operator yang mengendalikan mesin jahit. Sebagai contoh operator A akan menjahit khusus bagian lengan, kemudian operator B akan menjahit khusus bagian kerah bajunya saja dan sebagainya. Yang pada akhirnya bagian-bagian baju tersebut dijahit hingga terbentuklah sebuah baju lengkap.
j.        Inspeksi
            Setelah proses penjahitan selesai, proses selanjutnya adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil jahitan akan diseleksi oleh quality control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah, benang yang tidak cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh sebab itu sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu – Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik Baju
k.      Pressing / Finishing
            Pada proses ini, beberapa operator akan menggerakan mesin strika untuk merapihkan pakaian yang mengkerut sehingga pakaian akan terlihat lebih rapih.
l.        Inspeksi Akhir
            Pada sesi ini, pakaian akan diseleksi untuk yang terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan pakaian, kualitas produk benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah satu produk mereka yang sudah diedarkan terlihat “gagal”, misal warna luntur, jahitan terbuka, kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan mempengaruhi image pabrik mereka sendiri – Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik Baju










BAB V
ASPEK KEUANGAN


5.1. Modal Awal

·         Capital Expenses
            Modal ini dipergunakan untuk pengadaan fixed asset, pengadaan tersebut seperti pembelian berbagai peralatan usaha, pengadaan asset kendaraan, dan beberapa perlengkapan kantor yang dibutuhkan. Pada intinya adalah modal yang digunakan untuk penggunaan barang yang bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama.

No.
Kebutuhan
Cost
Keterangan
1.
Pembuatan Website Toko Online
30.000.000

2.
Pembelian alat mesin produksi untuk workshop
100.000.000

3.
Pembelian alat penunjang untuk kantor
150.000.000

4.
Administrasi dan legalitas perusahaan
20.000.000

Total
300.000.000


·         Operational expenses
            Modal usaha ini dipakai atau dipergunakan untuk biaya operasional usaha. Beberapa biaya yang dipakai operasional usaha diantaranya seperti gaji karyawan, biaya listrik, biaya telepon, biaya sewa tempat dan biaya-biaya lainnya. Sifat dari biaya Operational expenses ini berkala, sehingga di dalam biaya operasional ini Anda harus menyediakan anggarannya dalam beberapa periode tertentu untuk kebutuhan yang sama.
No.
Kebutuhan
Cost
Keterangan
1.
Sewa kantor
12.000.000
Periode satu bulan
2.
Bahan baku produksi
30.000.000
Periode satu bulan
3.
Gaji karyawan
279.000.000
Periode satu bulan
4.
Biaya listrik dan internet
30.000.000
Periode satu bulan
5.
Maintenance mesin produksi, alat pendukung, dan gedung.
15.000.000
Periode satu bulan
Total
366.000.000
Periode satu bulan

5.2. Biaya Pemasaran

            Biaya pemasaran atau biaya marketing merupakan biaya yang disgunakan untuk mensosialisasikan produk agar dikenal banyak orang. Biaya ini dikeluarkan dalam periode satu tahun sekali dan dikeluarkan dalam bertahap setiap bulannya.
No.
Promosi
Cost
1.
Google AdSense
20.000.000
2.
Endorsement
30.000.000
3.
Giveaway
10.000.000
4.
Event
10.000.000
Total
70.000.000

5.3. Kompensasi Tenaga Kerja

No.
Jabatan
Jumlah Tenaga Kerja
Gaji/Bulan
1.
Direktur
1
30.000.000
2.
Manager Utama
1
23.000.000
3.
Manager Produksi
1
18.000.000
4.
Manager Keuangan
1
20.000.000
6.
Manager Personalia & HRD
1
17.000.000
7.
Design & Inovation
2
9.000.000
8.
Staff Produksi & QA
8
7.000.000
9.
Staff Finance
3
7.000.000
10.
Staff Administratioon
2
6.000.000
11.
Staff Marketing
3
8.000.000
12.
Staff HRD
3
7.000.000
13.
Office Boy
2
4.000.000
14.
Security
4
4.000.000
15.
Resepsionis
1
4.000.000
Total
33 Karyawan
279.000.000


5.3. NPV dan BEP

·         NPV
            Pada dunia bisnis, pengertian NPV atau Net Present Value merupakan salah satu dari indikator penting yang sangat membantu dalam mengambil keputusan finansial. NPV Ini merupakan salah satu nilai bersih dari hasil pengurangan manfaat serta biaya pada tingkat suku bunga tertentu yang diperoleh dari tahun ke tahun.
            NPV sendiri biasanya digunakan untuk memperkirakan apakah investasi atau pembelian yang dilakukan dalam jangka panjang lebih berguna dibandingkan dengan menyimpan uang di bank. Meski NPV lebih sering digunakan pada finansial perusahaan, namun ternyata juga bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
            NPV sendiri secara umum dapat dihitung dengan rumus penjumlahan (P / (1 + i)t) – C dengan setiap nilai bulat positif sampai t. t sendiri merupakan lama periode waktu, P aliran masuk kas, C adalah investasi pada awal, dan terakhir i adalah persenan diskon.
·         BEP
            Break Event Point (BEP) merupakan titik dimana pendapatan dari usaha dengan model yang akan kita keluarga atau bisa dikatakan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
            Ada 3 elemen dari rumus BEP yang menyusun perhitungan BEP tersebut diantaranya :
                                 1.         Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, peralatan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali.
                                 2.         Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastik, biaya nota penjualan, dll.
                                 3.         Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli

            BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :

Total Fixed Cost
BEP = __________________________________
Harga jual per unit - variable cost

Maka BEP per unitnya adalah :
Rp 366.000.000
_____________________ = 4575 unit
Rp 200.000 – Rp 120.000

            Artinya PT Victor Wearing Karta perlu menjual 9150 unit pakaian agar terjadi Break Even Point. Pada pejualan unit ke 9151, baru mulai memperoleh keuntungan.

            BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
                                    Total Fixed Cost
      BEP = __________________________________ x Harga jual / unit
                       Harga jual per unit -  variable cost
Rp. 366.000.000
____________________ x Rp. 200.000 = Rp.915.000.000,-
Rp 200.000 – Rp 120.000

5.4. Cash Flow In/Out          


PT Victor Wearing Karya
Laporan Arus Kas
Arus kas masuk
Penjualan tunai                                                            Rp 1.500.000.000
Pelunasan piutang                                                       Rp 30.000.000
Pendapatan lain-laininvestasi pemilik                         Rp 50.000.000
Total masuk                                                               Rp 1.580.000.000
Arus kas keluar
Fixed Cost                                                                  Rp 366.000.000
Pemasaran                                                                   Rp 70.000.000
Pembayaran hutang                                                     Rp 100.000.000
Pengambilan prive                                                       Rp 50.000.000
Total keluar                                                               Rp 586.000.000
___________________________________________________________________-
Arus kas bersih                                                         Rp 994.000.000
















BAB VI
ASPEK PEMASARAN


6.1. Strategi Pemasaran

1.      Konsistensi
            PT Victor Wearing Karya selalu mengutamakan konsistensi pada semua area marketing. Tujuannya agar dapat membantu mengurangi biaya marketing serta meningkatkan efektivitas penciptaan merek. Selain itu konsistensi juga mampu meningkatkan kepercayaan konsumen pada perusahaan
2.      Strategi
            Strategi adalah dasar bagi kelanjutan kegiatan marketing yang telah direncanakan sebelumnya. Beberapa hal yang biasanya dibahas saat menyusun rencana strategi adalah siapa target pasar, bagaimana cara membidik pelanggan, serta bagaimana cara menjaga agar konsumen yang ada menjadi pelanggan tetap.
3.      Target Market
            PT Victor Wearing Karya mendefinisikan secara tepat pangsa pasar apa yang akan dituju dengan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Hal ini bertujuan untuk memperjelas target pasar seperti apa yang akan dimasuki sehingga konsep marketing lebih mudah untuk dilaksanakan.
mengetahui mengenai produk apa yang sedang Anda tawarkan.
4.      Website
            PT Victor Wearing Karya menggunakan website untuk memasarkan produk sehingga para konsumen dapat dengan mudah mengetahui produk yang dijual perusahaan. Selain itu penggunaan website sebagai media penjualan dapat menghemat pengeluaran seperti biaya sewa toko dan karyawan.
5.      Promosi dan Iklan
            Untuk memperluas pasar promosi dan iklan digunakan untuk dapat menarik lebih banyak konsumen. Dengan melakukan promosi dan iklan yang baik, maka produk akan dikenal, sehingga secara otomatis meningkatkan penjualan. Media promosi dan iklan yang digunakan antara lain sosial media, media cetak dan media elektronik.

6.      Endorsement
            PT Victor Wearing Karya juga melakukan endorsement kepada para public figur. Hal ini bertujuan agar para konsumen yakin dengan produk yang ditawarkan perusahaan dengan melihat para public figure yang telah menjadi konsumen.
7.      Customer Relationship Management

            Untuk dapat menciptakan konsumen yang loyal dan konsisten, tentu membutuhkan pengelolaan hubungan yang baik dengan para pelanggan. Untuk menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan, PT Victor Wearing Karya membuat kartu member khusus pelanggan dan memberikan potongan harga bagi para member tersebut.

Komentar